Holla. Kembali lagi
bersama saya -Radit-.
Dalam tulisan ini saya
akan mengungkap segala busuk dari pengelola TransJakarta yang saat ini di
pegang oleh Unit Pengelola TransJakarta dan PT Transportasi Jakarta.
Mungkin pembaca bosan
dengan tulisan yang beraroma kemarahan kepada kedua pihak pengelola TJ ini.
Oleh karena itu, saya tidak akan berpanjang-panjang tapi akan langsung ke Inti.
Dalam dua tulisan saya
sebelumnya, saya sudah memaparkan bahwa TransJakarta berencana menarik ‘uang
preman’ dari penumpang dengan menghapus semua tiket non TransJakarta. Itu
artinya, bila ingin menaiki Kopaja harus membayar 3500+5000. Sama halnya bila
ingin ke Cibinong, harus membayar 3500+12000. Intinya, sebelum bisa menggunakan
Jasa APTB/BKTB harus membayar dulu ‘uang preman’ tiket TransJakarta yang tidak
akan kita gunakan.
Kalau di analogiin,
misalnya kita mau theater nih (karena mayoritas yang baca ini FJKT48), tapi
kita dipaksa bayar dulu 50 ribu untuk uang masuk, baru bisa beli tiket
100/50ribu. Atau kalo mau lebih umum, sebelum kita bisa beli sayur, kita mesti
ngasih uang rokok dulu ke abang sayurnya.
Tentu saja ini merugikan
bukan? Alibinya TransJakarta sih katanya karena mau ada penerapan E-Ticket jadi
tidak bisa menjual tiket kertas lagi. Tapi saya bilang itu tai kuda. Kenapa? Karena
selama ini penerapan E-Ticket masih bisa dibarengi dengan penjualan tiket
single trip.
Kemungkinan besar penghapusan
tiket non-TJ ini hanya akal-akalan TJ agar penumpang APTB kembali ke
TransJakarta. Karena seperti yang terlihat di lapangan, pelayanan APTB JAUH
LEBIH BAGUS daripada Pelayanan TransJakarta. Bahkan KOPAJA pun pelayanannya
jauh lebih baik. Selain itu, kalau tidak ada penjualan tiket APTB dan penumpang
TransJakarta pun ‘dipaksa’ membeli e-ticket, petugas-petugas yang biasa jual
tiket jadi nganggur dong.
Seperti yang saya uraikan
diatas, alasan kalau penerapan e-ticket bikin mereka gak bisa jual tiket APTB
adalah bullsh*t. Mereka bakal kelebihan petugas dan loket jadi tidak berguna.
Dari segi teknologi pun, aneh kalau TransJakarta tidak bisa menerapkan 3-4
tarif di E-ticket ini.
Alasan sesungguhnya dari
penerapan kebijakan ini adalah karena TJ menganggap APTB mencuri rute mereka.
Jujur saya sendiri agak bingung dengan alasan ini karena seingat saya TJ tidak
mempunyai Rute ke Cibinong, Cileungsi, Ciputat, Poris, Bekasi, Bogor, Tangerang
dan Cikarang.
Kenapa mereka menanggap
APTB mencuri rute mereka? Karena banyak sekali penumpang yang beralih ke APTB.
Bahkan sewaktu saya melakukan survey kecil-kecilan, banyak yang membeli tiket
APTB karena muak menunggu TransJakarta. Bahkan ada penumpang yang bilang kalau
dia lebih senang naik APTB dibanding “bus rongsokan” (ini benar-benar keluar
dari mulutnya). Selain itu, saya sendiri pernah menguping pembicaraan petugas
tiket dan gate yang membicarakan banyaknya penumpang yang beli APTB.
Jadi, alasan yang
sesungguhnya dari penghapusan tiket adalah untuk berusaha merebut kembali
penumpang mereka. Sayangnya, tampaknya penumpang APTB pun sudah siap dengan kebijakan
tolol ini karena mereka siap naik dari pinggir dan menolak memberi seperserpun
duit mereka kepada PT TJ (Saya termasuk dalam gerakan ini). Memang bahaya dan
melanggar aturan. Tapi hak kami untuk naik APTB juga di potong, jadi kami
TERPAKSA mesti naik dari pinggir.
Saran aja untuk PT TJ dan
UP TJ. Kalau mau penumpang balik, kembalikan pelayanan kalian. Jangan ada lagi
nunggu bus sampe 1 jam (jangan bilang macet. APTB bisa tepat waktu. Padahal
jalurnya sama lho). Kalau kalian bisa menjaga aliran bus seperti yang dilakukan
APTB, penumpang pun akan beralih kembali ke kalian. Selain itu, jaga kondisi
bus biar gak kaya naik kaleng. Saya Sempat naik salah satu Traja baru kalian
dan itu sudah panas+mesinnya ngadat. Terakhir, UTAMAKAN PENUMPANG. JANGAN
UTAMAKAN DUIT. Udah jadi pengetahuan publik kalau terlambatnya bus adalah
karena di tahan di halte awal.
Sekian aja dari saya.
Mungkin ada yang mau nambahin unek-unek pahit naik TransJakarta?
-Radit-
PS: Woi BLU! Bayar itu uang operator. Kasian mereka
gak bisa bayar THR Karyawannya. Mayasari aja udah dari tanggal 18
kemaren dan ada plus-plusnya. Masa kalian yang disubsidi pemprov gak bisa?