Holla! Kembali bersama kami. Kali ini kami kembali akan membahas mengenai Film Pertama JKT48 yang dirilis 5 Juni lalu, VIVA JKT48. Bagi pengikut blog kami tentu tahu kalau kami sudah pernah membahas mengenai jalan cerita VIVA JKT48. Pada tulisan tersebut, perwakilan kami yang kebetulan berasal dari Fakultas Sastra menjelaskan, dari sudut sastra, kenapa film tersebut memiliki banyak kelemahan. Setelah menonton, ia bahkan memprediksi film ini tidak bertahan 3 minggu di Bioskop. Benar saja. Tak sampai 10 hari VIVA JKT48 menghilang dari XXI PIM 1 tempat ia menonton.
Lalu, pada Senin, 16 Juni 2014 pada pukul 14:51. Kapanlagi mengeluarkan artikel yang menyatakan bahwa kelanjutan VIVA JKT48 yang awalnya akan dirilis sebagai Trilogi tidak akan dilanjutkan karena penjualan tiket tidak sesuai harapan. Artikel tersebut bisa kalian baca sendiri di sini.
JKT48 Biggest Flop? |
Kenapa film ini Gagal? Di artikel disebut kalau Eksekutif produser Maxima Pictures menolak menyalahkan siapa-siapa. Tapi kemudian disebut kalau animo penonton yang susah ditebak adalah penyebab kegagalan film ini. Kami mungkin gila, tapi statement itu secara langsung menurut kami menyalahkan penonton secara general.
Jadi film gagal salah penonton? |
Sebelum menyelami mengapa film ini gagal, marilah kita lihat dari sisi penonton. Pada Gala Premiere film ini, yaitu 4 Juni 2014 di Epicentrum Kuningan, salah satu assosiasi kami, Ratri Wibo, secara kebetulan berada di Epicentrum untuk menonton Film lain. Sebelum film yang ia tonton diputar, Trailer dari VIVA JKT48 ditayangkan di studio. Pada saat itu, penonton yang ada didekatnya berkomentar: "Film apaan sih ini? Gak jelas, berisik banget".
Komentar tersebut mungkin tidak mewakili semua, tapi bila ada yang berkomentar begitu, berarti ada yang salah dengan pengemasan trailer. Padahal Trailer kan seharusnya berfungsi untuk menarik minat penonton. Makanya banyak trailer yang diputarkan di bioskop sebelum film, untuk menggapai penonton yang awalnya tidak tahu bahwa film itu ada. Tapi kalau dari trailer saja sudah jelek, wajar saja penonton awam tidak tertarik. Bahkan ada fans JKT48 yang mengikuti perkembangan film ini dari awal yang tidak tertarik ingin menonton (perwakilan yang kami kirim ke Pondok Indah saja hanya mau menemani temannya yang risih nonton film itu sendirian heheheh)
Jadi, dari trailer saja, VIVA JKT48 sudah dapat nilai buruk.
Lalu, bagaimana dengan ceritanya?
Menurut kami, ceritanya justru menjadi blunder besar. Film ini jelas sekali memiliki banyak kelemahan dari sisi plot. walaupun Plot sederhana, tapi pengemasan filmnya bisa dibilang, pardon the french, BODOH. Kenapa?
Mari kita lihat plot yang secara runut dan kronologis karena film ini juga diwarnai flashback. Kalau kita buat sebagai poin, beginilah plotnya:
- Vega Audisi sebagai member JKT48 dan ditolak
- Miss kejora tidak terima anaknya ditolak
- Miss Kejora mengirim kaki tangannya untuk mendapatkan tanda tangan member-member penting JKT48
- Dari kertas itu, dibuat surat pengunduran diri
- Member yang menanda tangani diculik dan dibuang ke kandang komodo
- JKT48 Bubar
- Miss Kejora membentuk BKT48
- Member JKT48 berusaha merebut kembali theater setelah tahu apa yang terjadi
- Member akan mengadakan konser untuk menggalang dana pembelian kontrak theater
- Demi mengumpulkan dana untuk konser, diadakan Handshake Event dan Performance gratis
- Fans membantu pengumpulan dana dengan lelang
- Karena satu dan lain hal, uang harus direlakan
- Member JKT48 yang grad tiba-tiba muncul dan memberi uang yang diperlukan
- Miss Kejora memanggil pawang hujan untuk menggagalkan konser
- Konser tetap dilaksanakan walau hujan dan BKT48 pun turut serta menonton
Dari 15 poin tersebut, banyak hal yang tidak tersentuh. Mari kita analisis satu demi satu.
Untuk poin satu dan dua adalah dasar dari semua film ini. Menurut kami, itu SINETRON banget deh. Untuk poin tiga, terlihat jelas bahwa kami no comment karena gak ada bagus-bagusnya scene dimana si botak meminta tanda tangan. Lagi-lagi, karena terkesan sinetron banget. Plus si botak aktingnya jelek. Poin ke empat agak gak masuk akal kalo buat kami. Masa managernya tidak double check ke para member, langsung aja gitu percaya dengan surat itu?
Poin ke lima, betapa nikmatnya ke delapan member yang menandatangani bisa langsung di pancing dengan mobil bertanda JKT48. Kebetulan yang luar biasa tidak ada member lain yang bersama mereka saat itu. Dan kenapa mereka pulang dalam seragam? Poin ke enam, JKT48 bubar tanpa ada fans yang tahu? bagaimana caranya? Memangnya dalam satu hari bubar gitu? Poin ke 7. Apa itu BKT48? Banjir Kanal Timur? Bau Ketek Team? Dan apa fungsi dari BKT48 ini? Gak ada dialog, gak ada performance, gak ada apa-apa. Cuma Figuran dengan role sebagai pemain utama! Buang-buang resource aja!
Poin ke 8, mereka begitu saja tahu mereka ditipu? Oke mungkin kami bisa menerima member berlagak layaknya detektif walau sebenarnya menurut kami mereka jump to conclusion. Poin ke 9, saya hargai usaha member, tapi mereka bener-bener berpikir konser akan sukses dengan resource seadanya? Yakin tuh? Dengan dana banyak aja konser masih bisa fail (contoh 2nd Anniversary yang pake ada sound fail). Poin ke 10, menggalang dana untuk menggelar konser penggalangan dana. Hey, penggalangan dana-ception! (dan semua pembicaraan mengenai penggalangan dana ini membuat kami berpikir, memangnya member gak punya orang tua/sisa dana dari gaji mereka sebagai JKT48 dulu? Bagaimana dengan JOT? Gak ada perannya. Mestinya ada dong orang JOT yang bagian ngurus dana mau bantu)
Poin ke 11, ini oke lah. bisa kami terima, walaupun lelang kayanya masih belum bisa nutupin dana untuk sebuah konser. Poin ke 12, kami terima juga. Alasan kemanusiaan. Tapi bisa pas begitu sakitnya pas JKT48 mau mengadakan konser. Poin ke 13. Veranda cs dapat melacak mereka begitu saja? Kenapa gak dari awal. Apa Film mau bilang mereka begitu sakit hati sehingga gak berusaha ngehubungin Melody dkk? Dan dari mana uang mereka? Saweran?
Poin ke 14, ini jelas aneh. Bolehlah pawang Hujan, tapi buat kami GAK MASUK AKAL BANGET bisa nurunin hujan seenaknya. What are you, God? Poin ke 15 kami terima karena menggambarkan fans yang sesungguhnya. Tak peduli hujan, tetap datang dan menonton (Hal ini pernah terjadi salah satu konser, Palangkaraya)
Dari 15 poin itu saja sudah begitu banyak pertanyaannya. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan teknis seperti apa Member gak punya rumah? masa sampe harus nginep di Lawson? Selain itu, Apa melody dkk berencana menyelenggarakan konser hanya berdelapan? Tidak disebut di film mereka berusaha menghubungi member lain demi mencari kejelasan/memohon bantuan.
Dengan begitu banyak lubang di film ini, kami sih tidak kaget film ini GAGAL. Film ini terkesan dibuat asal-asalan dan tidak mempunyai tujuan tertentu. Ada pesan yang disampaikan dari film ini, yaitu jangan kalah oleh kegagalan, tapi Member disinipun dibantu alam semesta dalam mencapai tujuan mereka. Misalnya, betapa hebatnya Veranda cs muncul disaat Melody dkk sudah menyerah dan membawa segepok uang. Padahal di hidup tak ada yang semudah itu. Buat kami, film ini tak lebih dari sitcom yang tidak punya plot.
Personally untuk kami, seharusnya film pertama JKT48 adalah film yang berbentuk documentary. bukan SINETRON seperti ini.
Sekian aja rant dari kami. Mungkin ada follower yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, leave the answer in the comment section below OR mention us at @Light_unit
Sampai bertemu di Blogpost berikutnya ^^
-Light-