Sejujurnya saya benar-benar tidak mau membahas hal ini. Tapi melihat pergerakan di media sosial seperti Twitter, Google+, dan Facebook, akhirnya saya tidak tahan. Saya akan mengeluarkan apa yang ada dipikiran saya mengenai perang antara Jakarta48 Operasional Team atau JOT melawan Fans dari JKT48. Baru-baru ini saya mengetahui bahwa fans mengancam akan membawa masalah yang akan saya sebutkan di bawah ini ke jalur hukum.
Sebelumnya saya tegaskan dulu, saya tidak memihak, tapi saya ingin memaparkan apa yang mungkin akan terjadi bila ancaman fans ini benar-benar dilaksanakan.
Untuk orang-orang yang tidak tahu (entah memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu) JOT adalah mesin yang menggerakkan semua kegiatan JKT48. Mulai dari penjadwalan kegiatan, sampai ke eksekusi akhir sebelum JKT48 naik ke panggung. Bisa dibilang, JOT adalah puppet master dari JKT48. Tanpa JOT, JKT48 tidak akan berjalan dengan lancar, malah, bukan tidak mungkin tanpa JOT, JKT48 akan hancur karena tidak bisa maju.
Belakangan ini, saya memantau linimasa dari berbagai fanbase dan fans lain. Banyak yang mengeluhkan layanan dari JOT, misalnya, yang sedang populer ada:
- Eksploitasi Member oleh JOT
- Pemotongan waktu HS
- Penanganan JOT terhadap tiket 2shot palsu
Masih banyak keluhan lain, tapi yang populer adalah 3 poin tersebut
Ketidakpuasan fans atas pelayanan JOT akhirnya mendorong mereka untuk menyeret JOT ke jalur hukum. Ini sebenarnya lebih banyak ruginya daripada untungnya.
Katakanlah JOT menang di pengadilan. Mereka akan berhak menuntut balik para fans karena pencemaran nama baik. Kalau tidakpun, kemungkinan fans yang melawan akan masuk daftar terlarang JOT alias Black List. Kalau sudah begitu, fans juga yang rugi.
Di sisi lain, bila fans menang dan JOT diwajibkan membayar sejumlah uang, saya rasa tidak akan berpengaruh karena duit JOT itu kencang. Jadi mereka bisa dibilang mampu membayar ganti rugi untuk fans. Kalau ternyata tidak, JOT akan bangkrut dan JKT48 pun ikut hancur bersama JOT.
Skenario lain adalah seandainya JOT dibubarkan oleh pengadilan, JKT48 pun akan ikut hancur. Rekrut baru? Saya rasa tidak akan berhasil bila JOT benar-benar mulai dari nol lagi. Merekrut orang memang mudah, tapi apa bisa dijamin dia memiliki work ethic yang sesuai? Sementara kalau merekrut orang yang bepengalaman, tentu bayarannya tidak akan murah.
Intinya sih, bila JOT kalah dan dibubarkan atau dibangkrutkan, yang rugi tentunya tetap fans dengan JKT48 itu sendiri.
Kenapa? Seperti yang saya tulis di atas, JOT adalah mesin dari JKT48. Tanpa JOT, JKT48 tidak dapat bertahan. Kalau JOT hancur, JKT48 akan ikut hancur bersamanya. Bayangkan, tanpa JOT yang menjual merchandise, member yang menjual, lalu siapa yang mengatur sound system, ticketing, penjadwalan, dan lain-lain.
Apa fans berharap member yang rata2 berumur 18 tahun dapat menjalankan JKT48 sendirian tanpa sokongan JOT? Saya bukannya tidak percaya dengan kemampuan mereka, tapi ragu. Sekarang saja mereka tinggal hanya latihan dan perform cukup kewalahan. Tambah beban mereka mengurus seluruh bagian JKT48? Saya yakin dalam 1 minggu JKT48 akan berhenti total
Sayapun mengakui layanan JOT itu belum maksimal. Tapi semenjak kedatangan manager baru di Handshake Yuuhi wo Miteiruka, saya merasakan perbaikan yang cukup signifikan. Misalnya, sistem barcode yang memudahkan verifikasi, booth yang buka setiap hari walau tidak ada show.
Untuk saya, kelemahan layanan di JOT adalah kurangnya/terlambatnya info (konser 2nd anniversary saja saya tahu duluan dari sebuah koran di Jakarta). itu saja. Saya tidak pernah ditarik/dibentak satpam atau ticketing.
Cukup curhatnya, sekarang kita analisis satu2 keluhan populer dari para fans.
1. Eksploitasi member
Saya akui, member sering pulang malam dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Tapi bagi saya, bila mereka enjoy, kenapa tidak? Produk akhir dari segala kelelahan mereka kan adalah performance yang baik. Kenapa setiap hari? karena mereka beda dengan selebriti-selebriti lain yang hanya menggelar performance pada waktu tertentu. Fans tahu sendiri kan JKT48 tampil di theater hampir setiap hari. Kalau tidak latihan, performnya jelek, yang salah siapa? di mata fans pasti JOT lagi karena membiarkan member seenaknya tidak latihan.
Secara pendek sih: Selama membernya enjoy, berarti tidak masalah.
2. Pemotongan waktu HS
Saya belum pernah mengalami ini secara pribadi jadi saya tidak tahu. Tapi dalam 2 handshake terakhir (Yuuhi dan Fortune cookie) saya justru di beri waktu ekstra sekitar 15 detik. Kalau memang ada yang dipotong (biasanya terjadi di sesi malam), kemungkinan itu demi membernya juga karena member mungkin butuh istirahat, atau dalam kasus Fortune Cookie, perform di mini-live.
Saya tidak tahu kalau soal ini. Mungkin ada fans yang membeli 60 tiket HS dan merasa tidak puas karena security mau memberikan giliran bagi fans lain. Sekali lagi, saya tidak tahu.
3. Penanganan tiket 2shot palsu
Yang ini saya tidak mengerti kenapa diprotes oleh fans. Ibaratnya ketahuan nyontek, tapi ngeyel bilang kalo kerja sendiri. Fans mengeluhkan kalau penanganannya licik karena dilakukan saat 2shot, bukan saat pendaftaran. Saya mengerti kalau itu terkesan menjebak. Tapi pasti ada alasan kenapa JOT melakukannya seperti itu. Harapannya memberikan efek jera. Tapi justru fans mau memanfaatkan kasus ini untuk melawan JOT. Lalu bagaimana JOT tahu kalau tiket 1 fans palsu? Kemungkinan besar dengan mencatat. Kalian tentu tahu setelah menukar tiket kita diminta mengisi nama di kartu 2shot lain, nah, disitulah JOT mencatatnya, ketika dia menerima kartu itu, mungkin namanya diingat dan dimasukkan ke dalam daftar kecil yang disiapkan.
Sejak kasus itu, JOT menempatkan security secara langsung untuk menangani pendaftaran 2shot. Saya sendiri dengan sengaja mengetes security dengan memberikan tiket BnT yang sulit diketahui asli/tidaknya untuk melihat apa dia memeriksa tiket tersebut. Ternyata diperiksa, sampai-sampai mengeluarkan lampu gelap untuk melihat stempel yang ada. Saya sampai menempatkan diri saya dalam resiko blacklist karena, bila tudingan fans benar, bisa saja saya yang di jadikan 'tumbal' atas tiket palsu orang lain. tapi kenyataannya tidak terjadi. Saya bisa 2shot dengan aman tanpa ditarik dari samping Kinal.
Tentu saja ada fans yang bilang kalau mereka tidak tahu beda 2shot yang asli dengan yang palsu. Logikanya begini saja: Kalau mereka beli secara sah dari JOT, apa iya sih tiketnya palsu? dan lagi, tiket palsu ini hanya terbatas di tiket konser yang, jujur saja, cukup mudah dibedakan.
Kalau terlalu panjang, ini saja deh. Kalau memang tidak puas, kenapa masih menggunakan layanan mereka? Ibaratnya tau Bus TransJakarta lama dan penuh, tapi masih naik juga.
Saya tahu saya akan di 'bakar' oleh fans-fans yang merasa saya menyudutkan mereka, tapi saya hanya bicara fakta. Untuk yang pemotongan HS mungkin memang saya tidak berhak ngomong karena 3 hs yang saya ikuti, saya tidak pernah didorong tiba-tiba, malah diberikan waktu ekstra.
Yang saya tahu hanyalah 2shot karena saya sendiri sempat melihat ada yang menukarkan tiket palsu (saya lihat sendiri tiketnya palsu karena gambar background tidak terlihat) tapi dibiarkan masuk ke area 2shot sebelum akhirnya ditarik masuk ke ruangan JOT.
Tapi jujur saya khawatir bila ini sampai masuk pengadilan. Seperti yang saya bilang, bila JOT sampai dibangkrutkan/dibubarkan, maka JKT48 tidak akan ada lagi.
Sekian dulu dari saya, bila ada pertanyaan, sanggahan, umpatan, atau hal-hal yang lainnya, silahkan tinggalkan komentar dibawah atau bila ingin fast response, langsung mention saya di @Radityo_Utomo atau di akun tim saya @Light_Unit
-Radit-
Extra note:
Pendapat saya mungkin anti mainstream tapi sebenarnya saya hanya mengamati saja. Sayangnya, hanya sedikit orang yang melihat secara jernih.
Kebanyakan terperangkap Mindset: Gimanapun kejadiannya, JOT akan tetap salah.
Hampir sama dengan mindset: Gimanapun kejadiannya, yang besar salah (dalam kecelakaan lalu lintas)